Tanggal
12 Juli Kami rombongan mahasiswa Seamolec-ITB di kumpulkan dalam satu ruangan
di gedung Seamolec Tanggerang selatan. Di ruangan itu kami di berikan beberapa
materi dan beberapa kegiatan untuk hari itu. Ketika kami di beri mandat untuk
berjualan pulpen, Saya sempat terkejut merinding disco gitu lah karena dari
kecil hingga sekarang saya belum pernah berjualan atau menawarkan barang
terlebih lagi saya orangnya pemalu. Walaupun dulu saya sempat sih mengikuti
paman berjualan baju di pasar. Ups curhat deh..
Oke.
Langsung saja. Hari pertama berjualan kami (saya dan tim maksudnya) bertemu
bapak yang sedang memberi makan burung peliharaannya. Kami menghampiri bapak
tersebut dengan penuh senyuman, dengan percaya diri kami mengenalkan diri bahwa
kami dari ITB Seamolec yang sedang menjalani pelatihan…….
dan uang yang kami dapatkan akan kami sumbangkan ke teman kami yang sedang kesulitan untuk membiayai kuliahnya. Tapi ternyata kami ditolak. Kami tak patah arah, kami terus berjalan mencari orang yang sekiranya mau membeli pulpen tersebut sampai kami menemui seorang ibu, kami menghampiri ibu dengan senyuman sembari memperkenalkan diri. Setelah kami memperkenalkan diri ibu itu bertanya berapa harga untuk pulpen tersebut dan kami pun menjawab terserah ibu saja yang penting ibu ikhlas.Kami tidak berani mematok harga tinggi untuk sebuah pulpen. Ibu itu lalu tersenyum karena juga bingung mau membeli pulpen tersebut dengan harga berapa, tidak lama kemudian ada seorang bapak kenalan ibu tersebut muncul, kami pun memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud kami berjualan pulpen dan akhirnya dengan dirayu oleh ibu tadi, bapak tersebut mau membeli pulpen kami. pulpen kami awalnya di beli dengan harga 20 ribu rupiah untuk 2 pulpen. Tapi, dengan senyum dan canda kami akhirnya harga pulpen itu naik jadi 30 ribu rupiah. Kemudian kami berjabat tangan dan mengucapkan terimakasih kepada bapak dan ibu tersebut.
dan uang yang kami dapatkan akan kami sumbangkan ke teman kami yang sedang kesulitan untuk membiayai kuliahnya. Tapi ternyata kami ditolak. Kami tak patah arah, kami terus berjalan mencari orang yang sekiranya mau membeli pulpen tersebut sampai kami menemui seorang ibu, kami menghampiri ibu dengan senyuman sembari memperkenalkan diri. Setelah kami memperkenalkan diri ibu itu bertanya berapa harga untuk pulpen tersebut dan kami pun menjawab terserah ibu saja yang penting ibu ikhlas.Kami tidak berani mematok harga tinggi untuk sebuah pulpen. Ibu itu lalu tersenyum karena juga bingung mau membeli pulpen tersebut dengan harga berapa, tidak lama kemudian ada seorang bapak kenalan ibu tersebut muncul, kami pun memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud kami berjualan pulpen dan akhirnya dengan dirayu oleh ibu tadi, bapak tersebut mau membeli pulpen kami. pulpen kami awalnya di beli dengan harga 20 ribu rupiah untuk 2 pulpen. Tapi, dengan senyum dan canda kami akhirnya harga pulpen itu naik jadi 30 ribu rupiah. Kemudian kami berjabat tangan dan mengucapkan terimakasih kepada bapak dan ibu tersebut.
Hari
berikutnya saya dan tim berjualan buku dan pulpen. tetapi tidak ada buku dan
pulpen yang terjual karena didera keletihan akibat menjalani outbound. Hebatnya
kelompok kami berhasil menjual 6 buku pada hari itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar